24.2.09

Seorang Teman Baik

Sewaktu aku duduk di taman kanak-kanak,
aku berpikir kalau seorang teman yang baik
adalah teman yang meminjamkan krayon warna merah
ketika yang ada hanyalah krayon warna hitam.

Di sekolah dasar, aku lalu menemukan
bahwa seorang teman yang baik
adalah teman yang mau menemani kita ke toilet,
menggandeng tangan kita sepanjang koridor menuju kelas,
membagi makan siangnya dengan kita
ketika kita lupa membawanya.

Di sekolah lanjutan pertama,
aku punya ide kalau seorang teman yang baik
adalah teman yang mau menyontekkan PR-nya pada kita,
pergi bersama ke pesta dan menemani kita makan siang.

Di SMA, aku merasa kalau seorang teman yang baik
adalah teman yang menemani kita mengendarai mobil baru,
meyakinkan orang tua kita kalau kita boleh pulang malam sedikit,
mau mendengar kisah sedih saat kita putus dari pacar,


Di masa berikutnya, aku melihat kalau seorang teman yang baik
adalah teman yang selalu ada terutama di saat-saat sulit kita,
membuat kita merasa aman melalui masa-masa seperti apapun,
meyakinkan kita kalau kita akan lulus dalam ujian sidang sarjana kita.

Dan seiring berjalannya waktu kehidupan,
aku menemukan kalau seorang teman yang baik
adalah teman yang selalu memberi kita dua pilihan yang baik,
merangkul kita ketika kita menghadapi masalah yang menakutkan,
membantu kita bertahan menghadapi orang-orang
yang hanya mau mengambil keuntungan dari kita,
menegur ketika kita melalaikan sesuatu,
mengingatkan ketika kita lupa,
membantu meningkatkan percaya diri kita,
menolong kita untuk menjadi seseorang yang lebih baik,
dan terlebih lagi ...
menerima diri kita apa adanya ...
dalam sedih maupun senang ...

Thanks for being my friends...


Sono toki ni (lanjutnya)...
 
design by suckmylolly.com